Saat ini beberapa sekolah Islam
terutama di perkotaan mengajarkan
siswa-siswanya pendidikan enterprenaurship alias kewirausahaan. Pada hari –hari
tertentu mereka melatih murid-muridnya untuk belajar berjualan atau berdagang
dengan apa yang mereka sebut “market day” atau hari pasar. Pada hari itu para
siswa dilatih untuk berjualan dengan produk yang mereka buat sendiri, atau
dibuat orang tuanya, atau mereka peroleh dengan cara kulakan untuk kemudian
dijual kembali pada teman-temannya.
Apakah tujuan sebenarnya dari program
ini ? Apakah mengarahkan siswanya utuk menjadi pedagang atau belajar mencari
uang ? Ternyata tidak !! lebih dari itu, belajar berwirausaha mengajarkan
anak-anak banyak karakter positif yang mereka dapatkan dengan pelatihan itu.
Islam sendiri
memperhatikan masalah pertumbuhan anak dengan anjuran agar anak-anak dilatih
bekerja pada usia dini. Islam melarang memanjakan anak seperti yang terjadi di
negara-negara yang moralnya rusak. Allah berfirman :
“… kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai
memelihara harta, maka berikanlah harta-harta mereka kepadanya…”. (QS.
An-Nisaa’ : 6).
Ayat ini
mengajarkan bahwa kita wajib menyerahkan harta anak yatim ketika mereka sudah
pandai memelihara harta, sehingga mereka dapat bekerja sendiri.
Rasulullah
SAW juga bersabda, : “Ajarilah
anak-anakmu melempar dan naik kuda, tetapi melempar itu lebih aku sukai
daripada naik kuda.” (HR. Nasa’I dan Tirmidzi).
Hal senada
juga Umar katakan kepada para sahabatnya,” Ajarilah
mereka melempar dan berenang, dan latihlah mereka melompat di atas kuda.”.
Tidak
diragukan lagi bahwa diberinya kesempatan kepada anak-anak untuk bekerja pada
usia dini akan memberikan beberapa keistimewaan kepada anak tersebut,
diantaranya anak akan terlatih untuk bekerja dan membantu orang tuannya. Hal
itu diangap sebagai pelatihan dini bagi mereka untuk dapat melakukan pekerjaan
sehingga menambah pengalaman dan dapat membantu membangun masyarakat islami
yang mandiri.
Jika kita
mempelajari shirah Rasulullah, kita melihat bagaimana Rasul mengajarkan kita
untuk mandiri sejak usia dini. Rasul sudah mulai berdagang di usia 7 tahun.
Ikut kafilah lintas negara di usia 9 tahun dan mengembangkan harta dagang
khadijah di usia awal 20an. Beliau juga sudah ikut menggembala ternak milik
pamannya di usia yang masih sangat dini. Itu semua mengajarkan tentang watak
kemandirian dan tanggungjawab
Sebagai
muslim, selayaknya kita meneladani Rasulullah dalam setiap aspek kehidupannya.
Target minimal kita adalah menyiapkan anak-anak untuk bisa menjadi menjadi pribadi mandiri saat mencapai usia baligh..tidak terus menerus merepotkan dan menjadi beban kedua orangtuanya.
Target minimal kita adalah menyiapkan anak-anak untuk bisa menjadi menjadi pribadi mandiri saat mencapai usia baligh..tidak terus menerus merepotkan dan menjadi beban kedua orangtuanya.
Lalu
bagaimana Caranya ??
Pertama, Anda harus memberi anak Anda bekal
ilmu yang cukup. Sekolahkan mereka sesuai dengan minat dan bakat mereka. Tidak
perlu memaksakan kehendak Anda karena belum tentuk si anak bisa mengikuti pola
pikir Anda. Selain menyekolahkan di sekolah formal, ajarkan pula pendidikan non
formal. Akan lebih baik jika Anda mengajarkan pendidikan tersebut sendiri.
Contohnya, sebagai seorang wirausahawan, Anda
bisa mengajarkan bagaimana bekerja kerja, tanggung jawab, kejujuran, ulet, dan
pantang menyerah.Hal -hal semacam ini masih kurang diajarkan di sekolah resmi.
Dengan begitu, mereka tidak hanya piawai dalam mencari uang tetapi juga pandai
dalam mengelolanya. Mereka tidak akan dengan mudah menghabiskan uang yang Anda
berikan.
Alih-alih menghabiskannya, mereka akan dapat
mengaturnya dengan baik. Bukan tidak mungkin justru harta yang Anda berikan
akan bertambah banyak jika dikelola oleh anak yang sudah siap tersebut.
Kedua, jangan sampai memberikan tanggung
jawab sebelum mereka siap. Memang memberikan tanggung jawab akan melatih mental
anak Anda. Namun, ada baiknya bagi Anda untuk memberikan tanggung jawab sesuai
porsinya atau usia anak tersebut.
Jika anak Anda masih duduk di sekolah dasar,
berikan uang saku dan mintalah mereka untuk menggunakan uang tersebut dengan
bijak termasuk menabungnya. Seiring dengan berjalannya waktu dan usia mereka
sudah matang, Anda bisa memberikan tanggung jawab yang lebih besar.
Bahkan, bisa jadi Anda memberikan wewenang
dalam satu posisi di bisnis Anda. Ketiga, libatkan anak dalam proses yang Anda
lakukan. Jangan hanya karena dalil menyanyangi, Anda menjadi tidak tega dan
membiarkan mereka berleha-leha.
Akhirnya, Anda hanya memberikan uang atau
limpahan materi tanpa melibatkan mereka dengan prosesnya. Tentu saja, hal ini
sangat bertentangan dengan cara mendidik anak untuk wirausahawan. Justru Anda
harus sesekali melibatkan mereka dalam prosesnya.
Contohnya, biarkan mereka ikut berjualan
kemudian berikan keuntungan penjualan tersebut untuk mereka. Dengan begitu,
mereka akan tahu betapa susahnya mencari uang. Pastinya, mereka juga menyadari
apa yang dilakukan oleh orang tua mereka.
Dengan menerapkan hal-hal semacam ini, bisa
jadi bahwa tidak hanya bisnis Anda saja yang sukses tetapi juga keluarga Anda.
Setidaknya, Anda tidak perlu menyesal di kemudian hari karena justru anak
Andalah yang akan menghancurkan bisnis yang sudah Anda rintis bertahun-tahun.
Jadi, didik anak Anda dengan tepat mulai dari sekarang dan rasakan hasilnya di
masa yang akan datang.
Wallahu a’lam. (EAF-dari berbagai sumber)
0 Response to "MELATIH ANAK UNTUK MANDIRI"
Posting Komentar