Bulan ini adalah hari-hari pertama masuk sekolah, setelah
libur panjang usai lebaran. Begitu juga mungkin hari-hari yang baru, bagi
mereka yang pertama kali masuk lembaga bernama sekolah. Entah itu pra sekolah
seperti play grup, TK ataupun sekolah yang lebih tinggi, seperti sekolah dasar
dan seterusnya.
Bagi anak-anak yang baru masuk sekolah seringkali timbul
masalah, terutama yang masih baru naik ke jenjang yang lebih tinggi, SD
misalnya. Ada beberapa anak yang gagap atau masih malu-malu, sebagian malah
takut sehingga harus ditunggui orangtuanya untuk beberapa saat. Ini tentu saja
merepotkan.
Sebut saja Daffa, misalnya, bocah kelas 1 SD yang baru
beberapa hari masuk sekolah mendadak membuat ulah. Ia tidak mau berangkat ke
sekolah. Berulangkali sang ibu membujuk, namun ia tetap kukuh tidak
bergeming.Saat ditanya alasannya, ia diam seribu kata, tidak mau
bercerita."Pokoknya nggak mau sekolah titik!!" katanya ketus.
Ketika sang ayah sedikit memaksanya, ia malah menangis keras-keras. Maka
kacaulah suasana rumah pagi itu. Daffa mogok sekolah, ayah dan bunda pun
marah-marah.
Kenapa ya kok bisa begitu ??
--------
Ayah bunda yang bijaksana
Mogok atau tidak mau sekolah umumnya terjadi pada anak-anak balita (pra
sekolah) atau mereka yang baru menginjak tahun-tahun awal masuk sekolah dasar,
meskipun pada anak yang usianya lebih dewasa kadang juga terjadi. Jika
anak-anak yang lebih dewasa atau remaja caranya mogok mungkin dengan membolos
atau pura-pura berangkat sekolah namun ternyata pergi ke tempat lain, tidak
demikian dengan anak-anak yang lebih kecil. Pada anak balita atau sedikit di
atasnya, mereka belum kenal atau belum berani bolos sebagaimana kakak-kakaknya.
Mereka umumnya mogok dengan cara rewel atau pura-pura sakit ketika mau
berangkat sekolah.
Ada banyak alasan kenapa seorang anak mogok atau malas untuk berangkat
sekolah, antara lain:
1. Anak
tidak nyaman berpisah dengan orang tua
Hal ini umumnya terjadi pada
anak-anak balita yang baru masuk sekolah. Meskipun saya pernah juga menemukan
anak SD yang takut ditinggal orang tuanya ketika bersekolah dan harus
ditunggui. Sindrom kelekatan dan cemas berpisah dengan orang tua ini menjadi
salah satu sebab utama anak enggan pergi ke sekolah. Hal ini umumnya disebabkan
ketergantungan anak yang masih besar pada orang tua dan belum kenalnya ia
secara mendalam terhadap lingkungan barunya di sekolah.
2. Anak
takut terhadap temannya
Seringkali anak takut pergi ke
sekolah karena mendapati ada temannya di sekolah yang mengancamnya atau bahkan
pernah berbuat kekerasan terhadap dirinya, baik secara fisik maupun kata-kata.
Pada beberapa kasus anak-anak tidak mau sekolah karena mainan atau alat
tulisnya diminta secara paksa oleh teman sekelas atau seniornya. Inilah yang
menimbulkan trauma pada dirinya hingga enggan pergi ke sekolah.
3. Anak
takut pelajaran atau guru tertentu
Bila pada hari tertentu anak
tiba-tiba mogok sekolah, boleh jadi ada penyebab khusus pada hari itu. Mungkin
ada mata pelajaran tertentu yang dibenci anak-anak karena dia tidak bisa
mengerjakannya atau dia pernah dipermalukan dalam pelajaran itu. Bisa juga dia
takut pada gurunya yang dianggap galak dan pernah menghukumnya.
Selain alasan-alasan tadi mungkin
masih ada penyebab lain yang membuat anak mogok sekolah. Di mana penyebab antara
satu anak dengan yang lain sangat mungkin berbeda. Untuk itu orang tua dituntut
untuk jeli mengamati apa penyebab sebenarnya dan mencari solusi yang bijaksana
agar anak mau pergi sekolah dengan senang hati.
Sebagai solusi ada beberapa hal yang
bisa dilakukan oleh para orang tua ketika mendapati putra-putri mereka mogok
atau enggan pergi ke sekolah
Pertama. Ajak anak untuk berdialog.
Orang tua perlu menanyakan dengan
tenang kepada anak mengapa ia tidak mau sekolah. Hindari sekuat
mungkin memarahi atau memaksanya masuk sekolah, sebab tanpa peneyelesaian akar
permasalahannya, hal itu justru membuatnya semakin benci untuk pergi sekolah. Untuk itu cari tahu, apa
akar permasalahan yang sebenarnya ? Gali terus supaya anak mau bercerita dengan
jujur, tanpa paksaan dan ancaman. Baru selanjutnya dicarikan solusi yang
terbaik.
Kedua. Berikan motivasi agar dia semangat
pergi ke sekolah
Motivasi yang terkuat adalah dorongan
yang menyebabkan dia merasa nyaman atau beruntung karena bersekolah dan merasa
rugi jika tidak bersekolah. Hal ini bisa dilakukan dengan memberi tahu dia
manfaat langsung dari bersekolah, misalnya punya banyak teman, jadi bisa
membaca dan menulis, atau pergi mengunjungi berbagai tempat bersama teman dan
guru-gurunya. Sebaliknya kerugian orang yang tidak sekolah bisa ditunjukkan
misalnya kondisi anak-anak jalanan, gelandangan atau pengemis yang hidupnya
menderita karena tidak bersekolah.
Ketiga. Buatlah komunikasi secara
intens dengan pihak sekolah
Jika akar permasalahnya ada di
sekolah maka buatlah komunikasi yang intensif dengan pihak sekolah, baik hal
itu menyangkut mata pelajaran tertentu, persoalan dengan guru atau masalah
dengan teman-temannya. Dengan membuka pintu dialog dengan sekolah, insyaAllah
berbagai persoalan akan lebih mudah dipecahkan.
Keempat. Berikan dia dukungan secara fisik
Buktikan kesungguhan kita selaku
orang tua dalam mendorong mereka untuk bersekolah, misalnya dengan menyediakan
alat-alat sekolah yang dia sukai, tidak harus mahal tentunya. Juga pujian dan
sanjungan saat mereka dengan mantap berangkat sekolah, seperti “adik hebat deh,
sekarang sudah sekolah”, hal sederhana seperti itu tentu akan membesarkan
hatinya dan menambah semangat mereka untuk bersekolah.
Wallahu a’lam
EAF
0 Response to "MENGAJAK ANAK (KEMBALI) KE SEKOLAH"
Posting Komentar