BELAJAR PARENTING ITU PENTING





BELAJAR  PARENTING  ITU  PENTING

Ayah-bunda pernah punya masalah dengan TV rusak ? Alhamdulillah kalau tidak pernah, atau mungkin tidak punya TV karena memang merasa tidak perlu, tidak masalah kalau tidak ada, mungkin itu jauh lebih baik. Saya hanya ingin sedikit bercerita tentang TV di rumah kami. Beberapa tahun silam saya memiliki pesawat TV yang sudah uzur, peninggalan dari kakek kami. Waktu itu belum banyak yang memiliki pesawat TV, tidak sebagaimana sekarang, TV barang mewah kala itu. Suatu ketika pesawat TV  itu mengalami gangguan, suaranya normal tapi gambarnya bergoyang terus sehingga tidak bisa ditonton. Karena jengkel saat asyik-asyik nonton, salah seorang dari kami menggebrak badan TV itu, tiba-tiba saja gambarnya normal, namun tak berapa lama penyakitnya kumat lagi, gambarnya bergoyang padahal  acaranya warta berita bukan musik dangdut,sekali lagi digebrak normal lagi, namun tak berapa lama goyang lagi, begitu seterusnya sampai beberapa kali, akhirnya TV itu pun…..rusak !!  dan terpaksa harus masuk bengkel.
Dari kejadian itu kita tahu ada beberapa hal yang membuat TV kita tidak bertambah baik namun malah semakin rusak, pertama, kita tidak tahu sebab kerusakan TV, kedua, kita tidak tahu cara memperbaiki TV, ketiga, kita tidak sabar dan ingin cara cepat memperbaiki TV, keempat, kita emosi dan jengkel karena hal itu terjadi berulang-ulang.
Ayah bunda yang berbahagia, tanpa sadar ternyata banyak di antara kita yang melakukan hal serupa kasus TV rusak tadi pada anak-anak kita. Suatu ketika mungkin anak kita bermasalah seperti rewel, mogok, marah atau bahkan mengamuk, dan kitapun meresponnya seperti pesawat TV tadi, kita juga marah, membentak atau bahkan memukul atau menjewernya. Mungkin saat itu juga anak diam dan menghentikan aksinya, namun setelah itu sangat mungkin dia akan mengulangnya, bahkan dengan aksi yang lebih parah.
Barulah setelah anak yang kita sebut “nakal” tadi tidak dapat kita atasi, kita lalu pergi membawanya ke pesantren, ustadz, guru, psikolog atau psikiater. Layaknya TV rusak yang kita bawa ke bengkel atau tukang servis untk memperbaikinya. Demikianlah kondisi riil yang banyak terjadi dalam rumah tangga masyarakat kita.
Anak-anak bagaimanapun juga adalah amanah, titipan berharga dari Allah kepada kita, para orang tua. Mereka terlahir dengan fitrahnya yang penuh kebaikan. Tidak ada anak-anak yang terlahir dengan niat membangkang pada orang tuanya. Tidak ada anak-anak yang terlahir dengan maksud melukai hati ayah bundanya.Tidak ada anak-anak yang terlahir bercita-cita untuk menjadi anak nakal dan bermasalah.
Tapi mengapa sekarang anak-anak justru banyak yang dituduh menjadi sumber masalah dalam keluarga ? Apakah karena terpengaruh teman-temannya ? Ataukah disebabkan pengaruh media seperti TV dan internet ? Atau justru karena kelalaian para orang tua dalam memdidik dan mengasuh mereka ?
Cukuplah satu nasihat dari Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam ini sebagai pengingat kita semua, para orang tua.
'Seorang bayi tidak dilahirkan (ke dunia ini) melainkan ia berada dalam kesucian (fitrah). Kemudian kedua orang tuanyalah yang akan membuatnya menjadi Yahudi, Nasrani, ataupun Majusi -sebagaimana hewan yang dilahirkan dalam keadaan selamat tanpa cacat.(HR Bukhari-Muslim)
Di sinilah peran orangtua sangat besar dalam mempengaruhi perilaku anaknya, termasuk keyakinannya, untuk itu mereka (orangtua) akan dimintai pertanggungjawaban yang pertama sebelum sang anak dimintai pertanggungjawaban atas baktinya pada orangtua, sebagaimana dikatakan imam Ibnul Qayyim rahimahullah, “Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menanyakan tanggung jawab orangtua atas (pendidikan) anak, sebelum menanyakan kepada anak atas baktinya kepada orangtua. Karena, sebagaimana orangtua memiliki hak atas anaknya (yaitu kewajiban yang harus ditunaikan oleh seorang anak kepada orangtuanya), anak juga memiliki hak atas orangtuanya (berupa kewajiban yang harus ditunaikan oleh orangtua kepada anak).”
Sayangnya, banyak orang tua yang kurang ataupun bahkan tidak punya ilmu dalam mendidik anak-anaknya. Mereka menyandang status orang tua hanya karena melahirkan atau menjadi ayah dari anak-anaknya, bukan karena kemampuannya mendidik dan mengasuh sang anak. Padahal tugas dan tantangan yang harus dihadapinya sungguh teramat besar dan berat.
Untuk menjadi seseorang yang professional seperti dokter, guru, dosen, insinyur ataupun profesi terhormat lainnya orang membutuhkan ilmu atau sekolah, namun tidak demikian dengan profesi yang sangat mulia, yakni orangtua. Belum ada sekolah khusus untuk menjadi orangtua, tidak ada pendidikan spesialis bagi calon orangtua. Padahal ilmu yang dibutuhkan sangatlah banyak, mulai dari tumbuh kembang anak, psikologi anak, komunikasi anak hingga berbagai masalah yang dihadapi anak-anak. Nah …inilah tantangannya.
Maka idealnya para orangtua harus bahkan wajib menuntut ilmu dalam mendidik anak (tarbiyatul aulad) atau sekarang sedang trend disebut dengan Parenting, bagaimanapun caranya, entah membaca buku/internet, mengikuti kajian/seminar/workshop, konsultasi dan sebagainya jika ingin mendapatkan predikat yang layak sebagai orang tua, serta mengantarkan anak-anaknya hingga sukses di masa depan. Wallahu a’alam bis shawab

Edy Abu Faiz
Praktisi Parenting dan Penulis Buku Rapor Merah Ayah Bunda



Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "BELAJAR PARENTING ITU PENTING"

Posting Komentar